Saturday, March 21, 2009

Mayang terurai

Bulan Maret, ketika udara dingin mulai di gantikan oleh yang lebih hangat, kadang dihampiri pula oleh debu-debu pasir halus yang beterbangan membuat nafas sesak dan pandangan kabur serta memaksa sebahagian orang untuk lebih memilih tinggal di tempat terlindung. Kadang dihampiri pula oleh pekatnya kabut di pagi hari yang membutakan pandangan.



Namun inilah waktu dimana sang pohon kurma berkata, "Aku harus mulai. Mayang-mayang harus aku keluarkan dan ku biarkan terurai mengikuti hembusan bayu dan kujaga kurawat agar bulir-bulir semanis madu bisa kupersembahkan kelak"



Kini menunggu waktu hingga masa di bulan Agustus ketika udara basah namun terik membakar daun-daun ku, mengeringkan bulir-bulir maduku yang akan di petik, di simpan, untuk di santap dalam hidangan mereka-mereka yang akan mensucikan diri di bulan Ramadhan.

Aku adalah mayang yang kadang dipercaya dan di cari oleh sebahagian orang yang belum di karuniai permata hati. Yang merasa percaya silahkan, tapi sebaiknya jangan; karena Allah lah yang menguraikan mayang-mayang ku; bersujud dan mintalah kepada-Nya.

No comments: